1. HOME
  2. INFO PASURUAN

Pemkab Pasuruan terus dorong petani tingkatkan produksi

"Untuk itu, kami sebarkan bantuan benih jagung hibrida untuk lahan seluas 6.500 hektar yang sebagian besar ditempatkan di wilayah timur Pasuruan"

Panen jagung hibrida di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. ©2017 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Sabtu, 17 Juni 2017 23:51

Merdeka.com, Pasuruan - Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf menyampaikan, luasan lahan pertanian di Kabupaten Pasuruan mencapai 42.000 hektar dengan total produktifitas sebesar 277.192 ton/tahun. Demi meraih hasil yang maksimal, Pemkab Pasuruan terus mendorong para petani untuk mengembangkan teknologi pertanian. Baik melalui penataan jaringan irigasi yang lebih bagus, bantuan peralatan, hingga pemberian benih jagung hibrida.

“Termasuk pula, penanaman jagung dengan benih jagung hibrida menggunakan alat tanam yang bisa membuat pertumbuhan jagung lebih rancak dengan hasil yang lebih bagus. Sebab potensi lahan di Kabupaten Pasuruan masih sangat besar untuk meningkatkan produksi jagung. Untuk itu, kami sebarkan bantuan benih jagung hibrida untuk lahan seluas 6.500 hektare yang sebagian besar di tempatkan di wilayah timur Pasuruan,” ujarnya di sela panen raya jagung hibrida di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan beberapa waktu lalu.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Pending Didi Permana menyebutkan, masa tanam sepanjang 2016 hingga April lalu secara nasional, Kementan berhasil menyelamatkan sebanyak 7,3 juta ton gabah kering panen. Penyelamatan itu berkat teknologi pemanenan Kementan. "Setiap tahunnya, hasil panen petani di Indonesia terbuang sebesar 10,43% atau setara 7,3 juta ton gabah kering panen. Angka itu membuat biaya produksi petani di Indonesia menjadi tinggi. Makanya, dengan teknologi pemanenan yang diterapkan Kementan RI, angka itu bisa diselamatkan dan tinggal 0,98% saja,” katanya.

Dijelaskan, berbicara terkait jagung, impor sebesar 3,6 juta ton/tahun itu, telah berhasil ditekan oleh pemerintah dengan penuruan sebanyak 66-70%, melalui penerapan teknologi pertanian. Untuk akhir 2016 lalu, angka impor jagung tinggal 900.000 ton. “Hasilnya sangat baik dengan menggunakan teknologi pertanian ini. Lebih-lebih hasil panen jagung hibrida mengalami hampir dua kali lipat. Sebelumnya hanya menghasilkan 6 hingga 7 ton/hektar, saat ini jadi 14 hingga 15 ton/hektar atau setara 8,8 ton/hektar untuk pipilan,” paparnya. (abu)

(NS)
  1. Pertanian
KOMENTAR ANDA
TERPOPULER
Pariwisata