1. HOME
  2. INFO PASURUAN

Pemkab Pasuruan bentuk Desa Tangguh Bencana

“Tujuan kegiatan adalah menciptakan masyarakat yang tangguh dan mandiri serta cepat bangkit ketika terdampak bencana."

Pemkab Pasuruan Bentuk Desa Tangguh Bencana. Foto/pasuruankab.go.id. ©2017 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Selasa, 25 Juli 2017 18:26

Merdeka.com, Pasuruan - Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan Sugeng Hariyadi menyebutkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan membentuk Desa tangguh Bencana. Pembentukan tersebut didasari untuk membangun kesigapan masyarakat dalam menghadapi bencana alam, serta melakukan penanganan secara cepat.

Pembentukan Desa Tangguh Bencana tersebut difokuskan ke tiga desa berbeda yakni Desa Tambakan Kecamatan Bangil, Desa Patuguran Kecamatan Rejoso dan Desa Sukorejo Kecamatan Pohjentrek. Ketiga desa itu dipilih lantaran memiliki potensi besar terhadap ancaman bencana banjir.

Untuk membentuk Desa Tangguh Bencana, dilaksanakan berbagai kegiatan seperti mengajak masyarakat setempat memetakan desanya, membentuk forum pengurangan resiko bencana, mengkaji resiko bencana, merencanakan penanganan bencana, membuat dokumen rencana kontihensi, membuat peraturan desa terkait bencana, serta menggali kerjasama dengan pihak ketiga.

“Tujuan kegiatan adalah menciptakan masyarakat yang tangguh dan mandiri serta cepat bangkit ketika terdampak bencana. Sasaran peserta, kelompok masyarakat pemuda, Karang Taruna, Badan Permusyawaratan Desa, perangkat desa, PKK, Fatayat dan Muslimat NU, tokoh agama dan tokoh masyarakat,” jelasnya seperti dikutip dari pasuruankab.go.id.

Kabupaten Pasuruan, kata dia, masuk pada kategori kabupaten rawan terjadi bencana alam. Oleh sebab itu, perlu ada penanaman kemandirian kepada masyarakat agar dapat tanggap dalam menanggulangi bencana alam yang terjadi. Baik bencana alam seperti banjir, longsor, angin kencang hingga kekeringan.    

“Sebelumnya, Pemkab Pasuruan telah membentuk Desa Tangguh Bencana di Desa Kali Rejoso dan  Kedawung Kulon untuk mengantisipasi bencana di musim hujan. Jadi ketika mendung sudah menggantung, mereka sudah koordinasi dengan wilayah-wilayah hulu di atas, baik Tosari, Lumbang maupun Winongan. Sehingga kalau terjadi hujan, informasi itu ada. Itu namanya Early Warning System (sistem peringatan dini) dengan menggunakan radio,” bebernya.

(NS)
  1. Bencana Alam
KOMENTAR ANDA
TERPOPULER
Pariwisata