1. HOME
  2. INFO PASURUAN

Dirut Research Perkebunan Nusantara sebut Kopi Pasuruan miliki ciri khas

"Potensi kopi Pasuruan yang dikemas dalam Kopi Kapiten (Kopi Asli Khas Kabupaten Pasuruan), itu bisa diangkat menjadi kopi specialty..."

Ilustrasi kopi. ©2017 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Minggu, 24 September 2017 19:46

Merdeka.com, Pasuruan - Direktur Utama Research Perkebunan Nusantara Teguh Wahyudi mengatakan, Kopi Asli Khas Kabupaten Pasuruan atau disebut juga dengan Kopi Kapitan memiliki cita rasa khas tertentu. Hal itulah yang dibutuhkan Kopi Pasuruan untuk bersaing di pasaran. Kopi Pasuruan tersebar di luasan lahan mencapai 4.362 hektar, dan menjadi salah satu komoditas yang bisa mengangkat kesejahteraan petani yang ada di wilayah setempat.

"Potensi kopi Pasuruan yang dikemas dalam Kopi Kapiten (Kopi Asli Khas Kabupaten Pasuruan), itu bisa diangkat menjadi kopi specialty yang memiliki ciri khas tersendiri,” ujar Teguh Wahyudi, saat ditemui di sela acara reuni alumni SMAN 1 Pasuruan angkatan 1973-1982 di Pendopo Kabupaten Pasuruan, Minggu (24/9).

Dia menambahkan, Kopi Pasuruan tersebar di delapan kecamatan yang rata-rata berada di kawasan pegunungan, seperti di Tosari, Puspo, Tutur (Nongkojajar), Prigen, Purwodadi, Lumbang, Purwosari dan Pasrepan. "Bahkan, dalam lomba kopi se-Indonesia di Aceh akhir 2016 lalu, kopi asal Kabupaten Pasuruan ini telah menduduki peringkat kedua," imbuhnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, keberadaan potensi Kopi Pasuruan diyakini bisa menembus pasar dunia, karena memiliki cita rasa yang khas. Hal itu diperoleh karena lokasi lingkungan dan cara pengelolaannya, mulai dari pemanenan hingga penyajiannya.

“Tapi yang lebih perlu yaitu menjaga mutu dan cita rasa khas itu yang perlu dipertahankan oleh para petani. Mulai dari lokasi penanaman, pemanenan dengan memetik biji kopi merah, sangat berpengaruh pada cita rasa,” tegasnya.

Selain kopi, Kabupaten Pasuruan juga memiliki sejumlah potensi di bidang oertanian dan mulai jadi perhatian. "Contohnya yaitu seperti potensi tanaman kakao (cokelat), yang bisa dikembangkan di ketinggian 0 hingga 400 meter di atas permukaan laut," tutupnya. (abu)

(NS)
  1. Pertanian
KOMENTAR ANDA
TERPOPULER
Pariwisata