1. HOME
  2. BISNIS

Melihat pengrajin topeng di Nongkojajar

“Kalau kasar, satu hari saja selesai. Tapi kalau topengnya halus sekali, bisa memakan waktu sampai 3 hari."

Sugiyat. pasuruankab.go.id/. ©2017 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Sabtu, 17 Juni 2017 19:10

Merdeka.com, Pasuruan - Kerajinan topeng merupakan salah satu hasil karya seni yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti sebagai perlengkapan kesenian tari ataupun hanya sekadar sebagai hiasan dinding di dalam rumah. Banyak jenis kerajinan topeng, khususnya topeng kayu yang ada di Indonesia. Ada topeng khas Betawi, Cirebon, Yogyakarta hingga topeng khas Malangan dengan ciri khas dan keunikan gaya sendiri-sendiri.

Nah, di Desa Nongkojajar, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, ada seorang pengrajin topeng kayu bernama Sugiyat (63) yang sejak 1978 hingga kini terus menekuni profesinya sebagai pembuat topeng kayu khas Malangan. Bagi Sugiyat, membuat topeng kayu merupakan cara mengukir sejarah yang dapat diteruskan ke anak-cucu. Tentu, selain itu juga sebagai peluang usaha yang cukup menguntungkan.

Sugiyat berkisah, awal mula dia terjun sebagai pembuat topeng kayu khas Malangan adalah coba-coba. Sehingga produk topeng buatannya kala itu belum berani dilemparnya ke pasar untuk dijual. “Baru 5 tahun kemudian saya mulai menjual di tepian jalan di Malang, karena nenek buyut saya asli sana. Saya jual murah, yang penting topeng saya laku,” ujarnya di sela membuat topeng kayu, seperti dikutip dari pasuruankab.go.id, belum lama ini.

Dari tahun ke tahun membuat topeng kayu, produk hasilnya semakin baik dan membuatnya percaya diri untuk menjualnya seperti saat ini. Topeng-topeng kayu hasil karyanya memiliki harga bervariasi. Itu semua bergantung dengan jenis topeng dan kualitas topeng yang dibuatnya. Dia mencontohkan untuk topeng ragil kuning misalnya, dia melepas dengan kisaran harga antara Rp 150.000-Rp 500.000. Besaran harga yang dipatok pada tiap jenis topeng bergantung pada halus atau tidaknya hasil pengerjaan.

“Kalau kasar, satu hari saja selesai. Tapi kalau topengnya halus sekali, bisa memakan waktu sampai 3 hari. Karena membuat topeng tidak semudah membuat kursi atau meja, harus dalam kondisi mood bagus,” katanya.

Semua topeng yang dibuatnya, kata dia, secara keseluruhan dikerjakannya dengan tangan. Menurutnya, pengerjaan secara manual, seperti dalam hal menatah bagian-bagian lekukan wajah topeng, kerapiannya bisa lebih terjaga. Untuk proses penatahan pun Sugiyat menggunakan seperangkat alat tatah ukir yang sebagian sudah dimodifikasi untuk memudahkan pengerjaan.

Sementara untuk bahan bakunya, dia menggunakan berbagai jenis kayu, seperti kayu kembang, kenongo, mentaos dan sengon basia. Seluruh jenis kayu tersebut mudah diperolehnya di Nongkojajar. Membuat topeng juga harus memiliki mood bagus. “Kalau lagi sakit atau stress, pasti tidak akan bisa membuat topeng yang bagus. Apalagi topeng dari tokoh-tokoh wayang seperti Bapang, Kelono, Gunungsari dan lainnya. Mood harus terjaga dan kita harus bahagia,” bebernya.

Lelaki yang aslinya berprofesi sebagai tukang kayu ini menambahkan bahwa tak setiap hari dia membuat topeng. Pembuatan topeng kayu hanya dilakukan ketika memperoleh pesanan dari pelanggan saja. Sehingga, ketika tidak ada pesanan untuk membuat topeng kayu, dia membuat berbagai jenis meubeler seperti kursi, meja, hingga lemari. “Kalau yang beli topeng biasanya para kolektor topeng, kalau orang biasa jarang sekali. Makanya kalau pemerintah daerah bisa memfasilitasi kami yang kecil ini, alangkah senangnya,” tutupnya.

(NS)
  1. Ragam
  2. Industri Kreatif
  3. Budaya
KOMENTAR ANDA
TERPOPULER
Pariwisata