“Lahir di kampung santri menjadikan saya sudah terbiasa dengan rutinitas yang teratur sejak subuh. Subuh melakukan apa, malam melakukan apa,”
Merdeka.com, Pasuruan - Mungkin bagi masyarakat Pasuruan sudah tidak asing lagi melihat bupatinya, Irsyad Yusuf yang kerap kali memakai sarung dan kopyah berwarna hitam. Bahkan, dua benda tersebut seakan menjadi ciri khas tersendiri bagi Bupati Irsyad untuk menunjukkan identitasnya yang berasal dari kaum santri.
Ya, sosok Bupati Pasuruan sejatinya berlatarbelakang sebagai seorang santri. Dan, dia pun memang dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang juga berlatarbelakang santri. Sehingga tak heran bila orang nomor satu di lingkungan Pemkab Pasuruan ini, selalu terlihat bersahaja dan penuh dengan canda tawa ala santri.
Irsyad Yusuf yang lahir di kampung dengan suasana khas santri, menjadikan dirinya sudah terbiasa dengan rutinitas santri. Bahkan, saat ditemui merdeka.com di Pendopo Pasuruan, Gus Irsyad sapaan akrab dari bupati Pasuruan ini mengaku, dirinya sempat mengenang saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
“Waktu masih SD, rutinitas saya sejak subuh hingga maghrib sudah terjadwal dengan baik. Saat itu saya sudah terbiasa bangun sebelum subuh kemudian berangkat salat subuh secara berjamaah,” ujarnya kepada merdeka.com.
Selepas subuh ia mengaji, baru kemudian berangkat menimba ilmu pendidikan formal di SDN Purwosari. Dan ketika pulang sekolah siang harinya Irsyad kecil melanjutkan pembelajaran agamanya di Madrasah Diniyah (Madin) Miftahul Khoir yang jaraknya 1 kilometer dari rumahnya. Di madin tersebut, Irsyad kecil belajar berbagai kitab kuning dan maulid diba’.
“Lahir di kampung santri menjadikan saya sudah terbiasa dengan rutinitas yang teratur sejak subuh. Subuh melakukan apa, malam melakukan apa,” ujar Irsyad.
Irysad kemudian melanjutkan mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren At-Tohiriyah Pandaan, yang diasuh oleh KH. Musyafak. Di sana, dia menjadi santri yang juga menimba ilmu di SMAN 1 Pandaan. Meskipun tidak sampai 1 tahun menjadi santri di Ponpes At-Tohiriyah, tidak menjadikan Irsyad berhenti mengaji. Dia kemudian mengaji ke Pamannya Ustad Abdullah Hayyi. Di sana, Irsyad mempelajari berbagai kitab kuning seperti Ta’lim Al-muta’alim, Nashoihul ‘Ibad, dan sebagainya.
Nah, saat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Irsyad dikirim orangtuanya ke Kota Santri Jombang. Selama setahun Irsyad menjadi santri dan mengaji ke KH Iskandar yang tak lain adalah ayah dari Muhaimin Iskandar (Ketua Umum DPP PKB). Bahkan, semasa nyantri di Jombang Gus Irsyad menempati rumah Gus Dur di Denanyar.
“Orang tua saya memang berlatarbelakang keluarga santri. Sehingga pola asuh kepada saya dan saudara-saudara saya juga membiasakan kehidupan santri yang kental dengan pendidikan agama,” terang Irsyad.
Tak hanya itu, ada banyak penghargaan yang telah diraih oleh Bupati Irsyad. Hal itu menjadi bukti bahwa kalangan santri lebih inovatif untuk menyusun sejumlah program untuk memajukan daerahnya. Bahkan, dalam menjalankan pemerintahannya Irsyad menerapkan gaya santri, yang tidak kaku dan menjunjung karakter akhlakul karimah. Selain itu, atas berbagai program inovatifnya tersebut salah satunya program bagi dunia pendidikan menjadikan Kabupaten Pasuruan meraih sejumlah prestasi di antaranya: