Bahkan, 6 miniatur kapal pesiar mereka telah dibeli oleh warga Finlandia.
Merdeka.com, Pasuruan - Mungkin tak ada yang mengira jika buah Maja yang selama ini tak pernah dilirik, bisa berubah menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Di tangan warga Desa Karangsentul, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, buah yang biasanya banyak ditemukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) tersebut disulap menjadi berbagai kerajinan tangan yang cantik.
Diantaranya menjadi tempat tisu, tempelan hiasan toples, rumah-rumahan, boneka hello kitty, lampion, celengan, hingga miniatur kapal pesiar. Koordinator Mojo Art, Sulkhan (39), menyampaikan bahwa gagasan memanfaatkan buah Maja menjadi benda dengan nilai ekonomi tinggi muncul setahun lalu. Yakni ketika Kepala Desa Karangsentul Asti Diah Rakhmawati kala itu berniat mencari produk-produk yang bisa dihasilkan dari desa yang dipimpinnya itu.
“Pas melihat buah Maja, Bu Astri dan suaminya Pak Firman bertanya kepada kami apakah buah Maja ini bisa dijadikan sesuatu yang bisa dijual. Setelah berpikir cukup lama, kami pun akhirnya memiliki ide untuk menjadikan batok buah maja ini menjadi batok yang bisa dijual, dan kulitnya bisa dijadikan sebagai tempelan perabotan rumah tangga,” katanya kepada merdeka.com, Kamis (06/07).
Sulkhan sendiri sangat beruntung dibantu banyak orang, terlebih oleh Chudori (32), sang kreator sekaligus otak di balik pembuatan seluruh hasil kerajinan tangan itu. Hanya saja, waktu itu masih belum terpikirkan untuk mendapatkan pemesan atau pelanggan yang mau membeli buatan tangan Sulkhan dan kawan-kawan. “Masih bingung kalau mau jual barang ini ke mana. Kalau bikin ternyata gak ada yang beli, ya percuma saja,” bebernya.
Jalan kemudahan akhirnya ditemukan ketika Kapolsek Sukorejo memback up penuh kerja keras mereka, dengan mencarikan pelanggan. Karena itulah, Sulkhan dan yang lain membulatkan tekad untuk membuat segala sesuatu dari buah Maja.
“Pokoknya alhamdulliah ada jalan untuk kami bisa memasarkan apa yang telah kami buat, meski pesanannya hanya sedikit,” imbuh Sulkhan di sela-sela mengawasi beberapa orang rekannya yang menjadi pembuat kerajinan tangan itu.
Sampai sekarang, beberapa pesanan untuk toples dan tempat tisu terus berjalan hingga membuat mereka kewalahan. Bahkan, 6 miniatur kapal pesiar mereka telah dibeli oleh warga Finlandia.
“Ceritanya, ada orang Jakarta yang jalan-jalan ke sini, trus orang tersebut membawa bule Finlandia, dan ternyata tertarik dengan miniatur kapal pesiar kami, ya kami jual dengan harga Rp 250 ribu untuk satu kapal,” pungkasnya. (abu)